Rabu, 31 Desember 2008

Dampak turunnya tarif telekomunikasi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Dampak turunnya tarif telekomunikasi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Oleh :Wendy Setiady

Masyarakat hidup dan berkembang bersama komunikasi, yang saat ini semakin mudah untuk dilakukan. Jaman dahulu manusia harus bertemu satu sama lain untuk berkomunikasi, dan menciptakan beberapa media komunikasi yang fungsinya untuk membantu komunikasi jarak jauh seperti bedug dan kentongan. Tentunya diperlukan usaha yang besar untuk bisa saling menyampaikan pesan kepada orang lain.

Penemuan telepon pada tahun 1870-an membuat revolusi dalam dunia komunikasi. Untuk bisa saling berhubungan, manusia tidak perlu datang secara langsung ke tempat penerima pesan. Cukup dengan menggunakan telepon dan percakapan sudah bisa dilakukan. Hal ini membuat efesiensi waktu dan tenaga, sehingga manusia bisa hidup lebih produktif. Namun kemudahan ini bukannya tanpa kendala. Biaya investasi yang masih mahal dan produk yang masih harus mengalami banyak perbaikan membuat tidak seluruh masyarakat bisa merasakan manfaat dari keberadaan telepon pada saat itu.

Di era teknologi seperti sekarang ini, melalui inovasi yang dilakukan telah membawa komunikasi ke zaman yang paling canggih. Teknologi teleconference, 3,5 G, SMS, MMS dan menjadi inovasi yang memberikan banyak kemudahan kepada manusia. Selain itu, biaya yang dibutuhkan lebih murah karena teknologi ini diproduksi massal sehingga biaya investasi bisa ditekan.

Jelas sekali bahwa masyarakat dewasa ini, terutama di Indonesia sangat membutuhkan fasilitas komunikasi yang handal, murah dan dapat memberikan banyak manfaat untuk kehidupan pribadi maupun untuk kepentingan masyarakat luas. Dengannya, pedagang dapat menjual produknya lebih banyak lagi sehingga meningkatkan kapasitas ekonominya yang pada akhirnya membawa kesejahteraan bagi keluarganya. Orang tua dapat mengawasi anaknya yang kuliah di luar kota dengan lebih baik menggunakan fasilitas handphone dan internet. Bahkan pada tahun 2006 di Amerika ada sekitar 45 juta orang amerika bekerja untuk sebuah perusahaan di rumah (telecommuting) dengan mengoptimalkan fasilitas internet dan handphone.

Tentunya kebutuhan akan komunikasi dengan media komunikasi seperti handphone yang sekarang ini sepertinya sudah menjadi kebutuhan primer didasarkan pada kemampuan atau kapasitas ekonomi dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat akan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Seorang pedagang kecil yang menjual rokok dan minuman ringan tentunya hanya membutuhkan sebuah handphone untuk menghubungi agen agar dikirimkan produk yang yang dipesan.

Lain halnya dengan seseorang yang bergelut di bidang e-marketing. Selain membutuhkan handphone, tentu seorang e-marketer juga memerlukan koneksi internet yang bagus dengan harga yang semurah mungkin. Artinya, kebutuhan akan komunikasi meningkat berkaitan dengan profesi yang dilakukan dan kapasitas ekonominya. Pada intinya, masyarakat berharap yang terbaik kepada operator seluler baik dari sisi kualitas dan harga yang ditawarkan.

Menjamurnya operator seluler saat ini membawa kepada sebuah persaingan yang ketat antar sesama operator. Persaingan ketat terjadi pada aspek harga dan kualitas layanan. Masing-masing operator seluler berlomba untuk memberikan harga yang semurah mungkin dengan layanan yang sebaik mungkin sehingga dapat menjaring sebanyak mungkin konsumen setia. Kondisi ini memberikan dampak positif dan negatif terutama kepada masyarakat.

Dampak positif yang didapat oleh masyarakat diantaranya adalah :

1. Dengan turunnya tarif telepon seluler, akan membuat intensitas komunikasi jarak jauh semakin sering dilakukan. Seiring dengan peningkatan intensitas komunikasi, maka kualitas dari sebuah hubungan antar personal juga akan meningkat dengan biaya yang relatif ringan.

2. Penurunan tarif tentunya memungkinkan pengeluaran untuk telekomunikasi menjadi berkurang, sehingga bisa dialokasikan untuk bidang atau kegiatan lain yang tentunya secara tidak langsung akan meningkatkan daya beli terhadap produk telekomunikasi atau produk lainnya.

3. Penurunan tarif secara tidak langsung juga dapat meningkatkan produktifitas masyarakat. Tentunya, seorang pengirim pesan akan berfikir ulang untuk datang ke tempat penerima pesan jika tidak terlalu penting. Cukup dengan melakukan panggilan atau sms melalui telepon seluler, maka pesan yang ingin disampaikan dapat langsung diterima oleh penerima pesan. Dengan demikian, alokasi tenaga dan fikiran serta waktu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif lainnya.

4. Dampak tidak langsung lainnya adalah dapat terciptanya lapangan pekerjaan dan secara mikro membuat perekonomian bangsa menjadi lebih kuat. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan terhadap telepon seluler sebagai sarana komunikasi. Permintaan tersebut akan direspon oleh para pengusaha untuk melakukan penawaran-penawaran produk telekomunikasi sehingga terbuka lapangan usaha sebagai penjual handphone atau counter pulsa dan mekanik penyedia layanan perbaikan handphone.

Namun selain hal positif, ada pula dampak negatif dari penurunan tarif seluler yang diantaranya adalah :

1. Penurunan tarif memicu persaingan tidak sehat yang diperlihatkan dalam iklan di media massa. Iklan-iklan tersebut terkadang menjebak dan pada akhirnya masyarakat yang menjadi korbannya.

2. Konsumen jadi lebih mudah berganti operator seluler karena tergoda akan tarif murah yang ditawarkan oleh operator tersebut.

XL, sebagai operator seluler swasta pertama di Indonesia dan telah beroperasi di Indonesia sejak 8 Oktober 1996 tahun tentunya telah berpengalaman dalam dunia telekomunikasi khususnya di Indonesia. Dengan berbagai produk yang diluncurkan, XL berupaya untuk menjangkau semua kalangan masyarakat dengan memberikan tarif murah baik untuk telepon maupun sms dengan kualitas sinyal yang “nyambung terus”.

Tahun 2009 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi XL dan dunia telekomunikasi di Indonesia. Tarif murah dan sinyal yang “nyambung terus” akan banyak membantu bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi yang sudah mulai merambah bangsa ini. Diharapkan dengan promosi yang jujur dan layanan professional dari para karyawannya, XL akan mampu menjangkau kalangan ekonomi bawah dan tanpa melupakan masyarakat yang telah mapan dengan memberikan kualitas nomor satu dibanding operator seluler lainnya.

Selamat Tahun Baru 2009, semoga XL semakin jaya.

Selasa, 16 Desember 2008

Your dream for the world

Dulu ada orang yang bermimpi untuk bisa terbang, termasuk Aristoteles. Impian itu dulu ditertawakan dan sekarang manusia dengan mudah bisa terbang kemanapun (jika ada uang, kl gak ada uang terbang pake pesawat telepon aja). Dulu, untuk ketemu orang yang jaraknya jauh harus pake teriak atau lari dulu, makanya lahir kisah marathon. Gak kebayang deh si Hercules kl ada orang di jamannya yang bermimpi bahwa suatu saat nanti untuk ketemu orang tinggal pencet tombol aja, pasti diketawain. Tapi hari ini hal itu terjadi dan dunia menikmatinya. Dan masih banyak yang lain, yang paling heboh akhir-akhir ini adalah tentang seorang anak negro dari keluarga yang broken, sempat hidup dalam kemiskinan, namun berhasil menjadi Presiden pertama AS yang kulitnya hitam setelah 43 kali pemilihan sebelumnya dikuasai kulit putih. Barrack Obama. Untuk yang ini, semoga dunia merasakan kebaikannya dan janji manisnya waktu kampanye.

Sebagian besar yang dulunya gak ada dan sekarang ada, itu hasil mimpi orang-orang yang berjasa, termasuk adanya kita juga berkat mimpi (basah)nya para “pembuat” kita yang direalisasikan. Satu kesamaan, mimpi orang-orang di atas awalnya dianggap sebagai sebuah ketidakmungkinan (bagi sebagian pihak) namun pada akhirnya terwujud dan bahkan menjadi trend setter. Dan kesamaan yang kedua, mimpi mereka luar biasa, bukan sekedar untuk kebahagiaan dirinya sendiri tapi juga untuk kebaikan banyak orang. Sebagian besar orang tidak berani untuk hanya bermimpi memberikan yang terbaik untuk orang banyak karena dibatasi oleh sebuah batas psikologis yang bernama ketidakmungkinan.

Ketidakmungkinan itu semu, sesuatu yang sebenarnya belum ada tapi sudah dibuat nyata oleh banyak hal, diantaranya pengalaman pribadi, pendapat orang lain, dan lingkungan yang tidak mendukung. Banyak banget impian luar biasa yang harus dibuang hanya karena mendengar kata tidak mungkin ketika di awal. Akhirnya mau tidak mau kita harus menyerahkan dream itu ke orang lain yang lebih berani dan ternyata berhasil, dan kita hanya sempat mengatakan “Itu khan dulu rencana gue.” Capek deh…

Kita hidup punya potensi, yang sebenernya potensi itu bukan hanya untuk kemajuan, kesuksesan, dan kemenangan diri sendiri, tapi juga orang lain. Satu orang manusia yang lahir, punya kemampuan untuk merubah dunia, jika dia percaya. Hanya sayang, sedikit sekali yang menggunakan potensi itu sehingga kemampuannya benar-benar memberikan pengaruh kepada dunia. Selebihnya, dunia ini diisi oleh orang-orang yang hanya mengikuti apa kata orang, termasuk aku di antaranya. Ya, orang-orang yang hanya berfikir besok saya makan apa (yg parah, saya besok makan siapa), bukannya orang yang berfikir siapa yang bisa saya kasih makan. Padahal semakin tinggi mimpi seseorang, maka semakin maksimal-lah ia memanfaatkan potensi hidupnya.

Aku, anda, kalian, dan kita semua harus punya keyakinan bahwa kita tuh bisa melakukan hal lebih dari yang biasa kita lakukan sehari-hari. Gak usah deh mimpi yang macem-macem kayak bikin pulpen yang bisa jadi HP or bikin CD yang gak perlu diganti selama 1 th. Cukup sebuah mimpi yang sederhana, mimpi untuk memberikan beasiswa kepada sebanyak mungkin anak yatim, atau membuat kenyang perut orang miskin di lingkungan kita. Itu sudah cukup untuk merubah dunia.

Aku punya mimpi, salah satunya untuk mengangkat kesejahteraan yang lemah, membuat mereka mandiri dan berjuang lebih keras lagi tanpa harus menengadahkan tangan. So, apa mimpi temen-temen untuk orang lain? Wanna share with me? Let’s get our dreams.

Kenapa harus selalu kaya…?

Beberapa hari yang lalu, aku liat leaflet acara bedah buku yg judulnya “Richplan (semua orang berhak kaya)”. Yang nulis, aku kenal bangets. Seorang motivator hebat dan juga guru bagiku, tapi maaf pak guru kali ini aku jadi murid yang durhaka…hehehe.

Memang, hari gini gak wajar kalau ada orang yang gak suka uang. Uang sudah jadi indikator sukses tidaknya seseorang. Banyak uang = kaya = sukses, gak punya uang = miskin = kere’, bahaya neh. Padahal pny uang banyak tp gak bisa nikmatin uangnya, buat apa? Punya mobil 3, tp yang make supir. Punya rumah banyak, tapi yang tinggal didalamnya pembantu. Punya HP 10, ini pasti pedagang HP…hehehe. Udah gitu, orang kaya tuh belum tentu uangnya milik pribadi, bisa jadi dia kaya krn ngutang ke bank. Beli lollipop 1 biji aja pake ngutang via credit card. Status kehalalan hartanya juga perlu diperiksa tuh, udah minta label halal dari MUI lom?:-P

Kaya itu boleh, itu karunia Tuhan kok dan perlu disyukuri. Yang bermasalah tuh kalau harta jadi tujuan. Uang khan datang dari hasil kerja, yang akan datang dgn sendirinya kalau usaha kita tuh baik. Jadi yang hrs diperhatikan adalah kerja, bukan uangnya. Orang yang paham soal ini pasti akan memperhatikan caranya dia bekerja supaya uang yg dihasilkan berkah.

Ada dua orang yang bangun rumah, sedang sibuk dgn pekerjaannya meletakkan bata pada tempatnya. Orang pertama ditanya, “anda sedang bangun apa?”. Jawabnya, “saya sedang bangun rumah.” Gantian orang kedua ditanya, dan jawabnya “saya sedang bangun istana.” Kira-kira hasil pekerjaan mana yang paling baik? Orang kedua khan? Karena dia punya persepsi yang baik ttg usahanya. Nah, kl org ketiga ditanya, jawabnya “ saya sedang bangun…..dari tidur.” Halah gak ada orang ketiga lagi.

Banyaknya orang yang berani makan harta haram krn dia menjadikan uang sebagai tujuan, padahal uang itu sudah disediakan oleh Tuhan yang Maha Melihat dan tidak akan pernah lupa. Cuma Tuhan lg menguji mana hambanya yang paling baik kerjaannya. Kalau Tuhan mau, semua orang bisa dapet uang cash tanpa harus kerja, tp jd gak asik donk. Coba deh, orang sakit yg gak bisa kerja…walau gak masuk kantor, pasti ada aja rezeki datang. Begitu juga orang nikah, dia gak kerja tp amplopnya banyak ya. Nah, kalau sekali nikah dapet 5 juta aja, bayangkan kalau kita nikahnya 10 kali. Udah 50 juta…hehehe.Intermezo

Jadi, berbuat dan berikanlah 110% dalam bekerja atau berusaha. Dgn demikian, semua potensi kita akan terlatih dan akhirnya uang sebagai hasil akan datang. Jika proses kita baik tentu uang yang akan datang juga baik, demikian sebaliknya. Dan jangan pernah merasa sudah memberikan yang terbaik, krn di atas langit ada langit. Selama blm tutup usia, masih ada kesempatan untuk terus berbuat yang lebih baik lagi. Bukannya hari ini hrs lbh baik dari kemarin? Dan gak usah khawatir, tidak ada dosa bagi orang yang tidak punya uang, dan orang yg mati miskin tidak juga masuk neraka krn kemiskinannya. Rubah niat, kerja / usaha untuk mencari ridho Tuhan dan untuk melayani hamba-Nya.

Thanks to Wiwin utk inspirasinya :-)

You’re not fail, you just need one shoot again

Seorang pencari emas di sebuah gunung batu, sedang menyibukkan dirinya memukul batu dengan harapan mendapatkan emas di dalamnya. Keringat menjadi sahabat setianya dan panas matahari adalah santapannya setiap hari. Ia terus memukul dengan sebuah harapan bahwa setiap pukulan yang dilepaskan akan membuat ia semakin dekat dengan harapannya. Sampai suatu saat dia menyerah (mungkin pada pukulan terakhirnya dia hanya menemukan tulisan “Anda kurang beruntung, silahkan coba lagi”)

Besoknya, seorang kakek tua datang dan mengambil palu yang kemudian dia pukulkan ke dinding gunung. Dan voila, tebakan anda benar. Kakek tua itulah yang mendapatkan emasnya….klasik bgt sih.

Kita saat ini sedang berjuang, dengan harapannya masing-masing. Mungkin ada yang berharap untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, berharap untuk bertemu dengan kekasih yang didamba…(cieeee), atau berharap untuk dikaruniai anak sebagai penghibur….(paling enak nih usahanya). Segala kata, dari yang paling romantis sampai yang sedikit memaksa, sudah dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Mendengar. Karena berprasangka negatif, sampai-sampai kita mengambil kesimpulan bahwa Tuhan tidak mendengar doa kita, atau Tuhan tidak sayang dengan kita, dan kita merasa gagal.

Tuhan bukannya tidak ingin kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Tuhan sendiri yang mengajarkan doa “berikanlah kami kebahagiaan dunia dan akhirat”, termasuk kebahagiaan yang kita harapkan. Tapi Tuhan ingin mengajarkan sifat-sifat mulia agar perjalanan kita menjadi sempurna. Di dalam penantian, ternyata terdapat banyak hikmah. Tuhan sedang mengajarkan kita makna kesabaran, konsistensi dan penyerahan diri. Dia sedang menyempurnakan diri kita untuk memiliki sifat-sifat positif seperti kesabaran, konsistensi dan penyerahan diri. Hanya itu saja….jadi kalau apa yg kita harapkan blm terwujud, artinya kita sendiri memang blm siap.

Keputusan untuk tidak berhenti berharap, akan terus membuat kita terpacu mengoptimalkan semua potensi dan energy positif. Selama niat dan harapan kita baik, gak ada masalah. Cape dan sedikit istirahat itu wajar.Justru kalau kita gak ngerasa cape, perlu dicurigai tuh. Karena prinsip dasarnya, semakin besar harapan semakin besar pula usaha yang dibutuhkan.

Jangan cuma buat usaha setengah jalan, selesaikan dengan sisa tenaga yang kita miliki. Jangan sampai kita mengambil keputusan berhenti padahal kita hanya butuh satu langkah lagi untuk mendapatkannya. Tuntaskan, atau orang lain yang akan menuntaskannya.

Catch the Butterfly

Kupu-kupu itu hewan cantik, hampir semua orang suka kupu-kupu. Setidaknya gak ada orang yang benci dan menjadikan kupu-kupu sebagai objek penderita dalam mencela orang. Gak ada khan orang yang kesel sambil bilang “Dasar kupu-kupu…”

Ada 2 cara supaya bisa kita tangkap kupu-kupu, cara pertama adalah dengan menggunakan jaring. Cara ini hasilnya cepat kita dapatkan, namun resiko jangka panjangnya lumayan. Kupu-kupu yang gak ketangkep akan bilang begini ke temen-temennya,” Hai teman-temanku, janganlah kamu bermain ke daerah itu. Bahaya, kamu bisa ditangkap.” Dan kemudian ada kupu-kupu yang jawab, “Terlaluuuuuu”, pasti tuh kupu-kupu mirip Om Rhoma Irama.
Dan akhirnya, kupu-kupu pun tidak mau lagi main disana.

Cara kedua, dengan membuat taman dan membiarkan bunga tumbuh subur di taman itu. Otomatis, kupu-kupu akan datang utk menghisap madu dari bunga tersebut. Gak perlu repot ngejar kupu-kupu buat ditangkep, malah kupu-kupu itu dengan ikhlas dan tulus datang menyerahkan dirinya untuk orang yang telah berbuat baik dengan memberi makanan kepadanya.

Mengejar impian juga sama, bisa kita lakukan dengan dua cara. Cara cepat dan cara elegan (bukan berarti lambat loh). Dengan menggunakan cara cepat biasanya selalu saja ada korban. Korban pertama adalah keluarga. Pulang malam dan sedikitnya waktu untuk keluarga membuat jarak sehingga semakin menipiskan rasa sayang untuk orang-orang yang mencintai kita. Padahal alasan kita berjuang adalah untuk mereka, namun kenapa mereka yang harus menjadi korban pertama dalam perjuangan ini.
Cara cepat juga identik dengan dukun bin paranormal. Pasang susuk, pelet, santet dan yang sejenisnya membuat kita lebih cepat mencapai tujuan, walaupun harus mengorbankan sahabat dan orang-orang yang sebenarnya selama ini telah mendukung kita.
Easy come and easy go, cocok banget deh buat siapapun yang membangun kesuksesannya di bawah sebuah pondasi yang rapuh. Pondasi yang dibangun dengan paksaan, kekerasan, kecurangan dan kebohongan. Pondasi seperti ini tidak akan pernah bertahan lama menahan kita untuk selalu ada di atas.

Berikutnya cara elegan. Cara ini bukan berarti lambat, seperti pepatah jawa alon alon asal jangan lupa bayar (khan naik angkot)...jazuz. Cara ini juga butuh akselerasi yang prima. Mungkin akan mengorbankan keluarga, tapi dengan elegan kita harus memaksimalkan waktu yang kita miliki bersama mereka dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Komunikasi dimanapun berada, apalagi sekarang ada HP, bisa sms, bisa juga call ke rumah setiap habis waktu shalat (sekaligus mengingatkan mereka yang di rumah khan). Sampai di rumah, peluk dan cium harus menjadi menu utama, juga dengan panggilan-panggilan mesra. Gak masalah khan kalau begitu, indah jadinya, walaupun kita baru nyampe dan harus pergi lagi.
Demikian juga dengan teman di kantor serta sahabat kita. Hubungan baik akan dijaga walau kesibukan terus melanda. Walau sibuk, tapi senyum gak pernah lepas dari muka ketika ketemu orang. Tapi ingat, jangan berlaku seperti di rumah, pake cium dan peluk serta umbar kata mesra kepada teman kantor...bisa-bisa dapet SP3 dari bos karena bosnya merasa tersaingin…
Cara ini tidak memerlukan dukun or paranormal. Hanya butuh sebuah kehangatan, kepercayaan diri yang tinggi dan semangat yang bisa mencerahkan semua orang yang dekat dengan kita. Dan siapapun, yang membangun dirinya dengan cara kedua ini mungkin akan butuh waktu sedikit lama dibandingkan cara pertama. Namun demikian, apa yang dibangun adalah sebuah pondasi yang akan bertahan lama, bahkan sampai kita gak ada sekalipun. Ingat, pasti kita pernah dengar ketika ada orang baik yang meninggal diceritakan kisah hidupnya di depan kita. Energy positif yang kita pancarkan akan memberikan hasil positif juga kepada kita dan kehidupan.

Ya, semua modal untuk sukses sudah kita miliki. Hanya butuh sebuah keyakinan yang kuat bahwa kita bisa hidup dengan meninggalkan sebuah karya terbaik. Salam….

Sabtu, 01 November 2008

Do not leave the money into your heart

aku dapat istilah itu, waktu ikut private trainingnya Mr.James Gwee ttg YOUR WEALTH PROFILE thn lalu. Maksudnya, uang itu gak perlu disimpan di hati, cukup di dompet. Kl dompet hilang, hati gak perlu ikut hilang. Ya, KTP, SIM, ATM or Credit Card bisa diurus kok, walau perlu waktu....tp gak masalah.

Tp yang jadi masalah tuh kl hati juga ikutan hilang. Muka kusem, badan lesu, mata merah, sering buang air besar, muntah-muntah (itumah gejala diare ya...hehehe), pastinya bakal ngebuat bekas deh kalau sampe uang itu masuk ke hati. Entah keriput, or jerawat, atau upil yg nyangkut di ujung bulu hidung...hihihi, Wendy jorok.

Nah, Mr.James sarankan, supaya uang itu gak perlu masuk ke hati, cukup di kantong aja. Supaya ketika ada orang yang butuh, gampang ngeluarinnya (aku nulis ini bukan krn ingin dapet pinjeman dgn mudah yaa..hehehe). Atau ketika dapet uang lebih, kita gak jadi besar hati. Dan pastinya, cari uangnya jg gak dengan cara yang kasar, pake pelet or dukun sampe bikin saudara sendiri jatuh miskin.

Coba bayangkan, muka antara org yg uangnya cuma di dompet dgn orang yang uangnya masuk ke hati. Pasti lebih cerah orang pertama, bukan krn dia dgn gampang mengeluarkan uang utk beli pembersih ya, tp krn pola fikirnya. Nah, pola fikir seperti ini ternyata mengundang uang untuk datang lebih banyak lagi. Contoh, mana ada org diwawancara kerja sambil cemberut trus diterima. Atau businessman yang cari order sambil ngeluh aja. Ya khan? Rezeki tuh bakal datang ke orang yang murah senyum, positive thinking, dll. Tp kok kl pengemis, dgn ngeluh bisa dapet duit ya? Wah, teori ku blm bisa diterima nih. Khusus pengemis deh, lagian pengemis dapet duitnya juga sedikit...hehehe,ngeles.

Sebagai penutup, uang itu ternyata cuma numpang lewat aja. Sometimes jadi masalah sih buat beberapa orang tentang sedikitnya uang yang numpang lewat di kantongnya, tp kalau dia ngerti apa tuh hidup mestinya gak jd problem besar. Jadi jangan pelit-pelit dengan uang kita, sisihkan setiap harinya untuk orang yang membutuhkan, bukan cuma menyisihkan untuk perut dan krim pelembab wajah...hehehe. Untung aku gak pake pelembab...pria yang aneh.

Next, mudah-mudahan aku dikasih kekuatan untuk bisa berbagi dengan materi yang lain, gimana caranya membuat uang yang lewat itu jadi banyak, sehingga kita bisa memberikan banyak manfaat....sukses buat semuanya.

Sabtu, 13 September 2008

Menyembuhkan Luka Batin

Ada sebuah kisah inspiratif yang saya ambil dari buku pertama saya,
Emotional Quality Management. Kisahnya begini.

"Ada sebuah kisah tentang sebuah rumah. yang kebetulan dihuni seekor
monster yang menetap di ruang bawah tanah. Sang pemilik rumah tahu
tentang kehadiran monster itu. Jika merasa terusik, monster itu akan
keluar menjahati, mengganggu bahkan memangsa siapa pun yang ada di
dalam rumah, kecuali pemilik rumah itu. Hal ini membuat si pemilik
rumah menyatakan perang dengan si monster. Namun, monster itu tak
pernah berhasil diusir keluar. Maka monster itu pun dikurung di
ruang bawah tanah.

Tetapi, monster itu selalu mampu menemukan jalan keluar. Bertahun-
tahun, monster itu selalu mengancam kehidupan pemilik rumah. Hingga
akhirnya, pemilik rumah memutuskan untuk membiarkan monster itu
naik, dan tinggal di ruang dalam. Ruang bawah tanah pun
dihancurkannya. Monster itu, ternyata merasa tidak tahan terus-
terusan tinggal di dalam rumah. Monster itu pun pergi....
Selamanya!"

Kisah di atas saya pakai untuk menggambarkan soal berbagai 'monster'
kepahitan, rasa sakit, luka ataupun kepedihan yang kita simpan terus-
menerus dalam diri kita.

Hikmahnya, selama tidak pernah diselesaikan, kepedihan itu akan
terus-menerus menghantui dan mengganggu kehidupan kita. Itulah
sebabnya, ada benarnya saat Milton Wrad, penulis buku The Brilliant
Function of Pain (Fungsi Brilian dari Rasa Sakit),
mengatakan, "Fearing pain, fighting pain, avoiding pain or ignoring
pain, only increasing it. Flow with it". Artinya, ketakutan pada
rasa sakit, melawan rasa sakit, menghindari rasa sakit dan mengelak
dari rasa sakit hanya akan meningkatkan rasa sakit kita. Mengalirlah
dengan rasa sakit itu. Hal ini terutama benar, khususnya kalau kita
bicara soal rasa sakit emosional.

Setiap orang pastilah pernah memiliki luka emosional. Bagi
segelintir orang, luka tersebut menjadi luka batin berkepanjangan.
Namun, di pihak lain ada yang bisa memilih untuk tidak menjadi
terhambat karena luka-luka tersebut.

Saya ingat, ada dua wanita yang pernah dilecehkan secara seksual
oleh orangtuanya. Satunya hidup menderita dan mulai membenci semua
laki-laki. Satunya lagi, bisa belajar memaafkan dan memulai lembaran
hidup baru dengan lebih berhati-hati memilih pasangan.

Wanita yang kedua ini, bisa kembali menjalani hidupnya secara tegar.
Saat ditanya, bagaimana filosofi hidupnya dan mengapa dia bisa
bertahan, jawabnya sederhana, "Pain is inevitable. Suffering is
optional." (mengalami rasa sakit itu lumrah, tidak akan terhindari.
Tapi menderita itu adalah soal pilihan kita). Sebuah filosofi hidup
yang menarik.

6 Langkah

Nah, memasuki bulan Ramadan ini, ada baiknya juga jika kita
menggunakan momen berharga ini bukan hanya sekadar menahan lapar dan
haus, melainkan juga untuk membereskan luka-luka pada diri kita.
Secara psikologis, ada enam langkah proses penyembuhan luka batin
yang bisa kita lakukan pada diri kita.

Pertama, identifikasi. Yakni mengidentifikasikan kembali isu-isu
lama yang pernah membuat Anda terluka. Banyak orang enggan
melakukannya, karena takut membangunkan 'monster' yang tertidur.

Namun, selama hanya ditimbun dan tidak diselesaikan secara tepat,
maka monster ini akan terus-menerus mencari cara mengganggu
kehidupan kita. Cara terbaik adalah menghadapinya dengan gagah
berani dan sikap yang positif. Itulah sikap terbaik menghadapi luka-
luka lama kita.

Kedua, kaitkan. Tanyakanlah pada diri Anda bagaimana luka-luka batin
itu berpengaruh terhadap kehidupan Anda sekarang. Bagaimanakah hal
itu mengganggu proses Anda sekarang. Kaitkan isu lama Anda dengan
situasi yang Anda alami sekarang.

Biasanya luka batin serta pengalaman tak menyenangkan pada masa
lampau memberikan pengaruh terhadap apa yang terjadi saat ini.
Semakin banyak Anda terpengaruh, semakin Anda perlu membereskan.

Ketiga, pikirkan. Pikirkan apa yang mau diubah. Pikirkan pula, apa
akibatnya bagi diri Anda jika hal tersebut dapat diubah dan
diselesaikan. Pikirkan pula apa akibatnya jika ternyata Anda tidak
mengubahnya sama sekali.

Keempat, afirmasi. Di langkah keempat ini, lakukanlah afirmasi terus-
menerus kepada diri sendiri, bahwa Anda perlu, ingin serta memilih
untuk berubah. Berlajarlah untuk mengatakan, "Luka ini menyiksaku,
tetapi saya lebih kuat dan saya ingin menyelesaikan sehingga luka
ini tidak lagi menghalangi hidupku", Ayo. Diriku lebih kuat dari
luka ini." Saya tidak akan membiarkan luka ini mengganggu hidupku.
Itulah pilihanku".

Kelima, ventilasi emosi. Di sinilah kita ditantang untuk
memventilasikan emosi kita secara positif. Arti sederhananya, Anda
perlu mencari cara untuk menyalurkan kemarahan tersebut secara
sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas atau
kegiatan seperti menulis diary, membagikan dengan orang lain,
berbicara dengan seorang ahli, berolah raga, yoga, meditasi, dan
masih banyak aktivitas lainnya.

Akhirnya, tahap keenam penyembuhan. Di sinilah kita mencoba
melakukan proses penyembuhan baik secara mental maupun spiritual.
Dalam tahapan ini, kita bisa membingkai ulang dengan memaknai secara
berbeda apa yang terjadi ataupun mengganti kesan kita yang negatif
soal luka itu, dengan pikiran positif.

Sebenarnya, hingga di langkah keenam ini, kita sudah menyelesaikan
secara pribadi. Namun, jika diperlukan, langkah ini pun bisa
dilanjutkan dengan menyelesaikan hal ini dengan penyebab luka batin
Anda yang masih hidup.

Misalkan ada seorang anak dari istri pertama yang diusir keluar
rumah oleh ayahnya, setelah ayahnya menikah dengan istri kedua. Hal
ini menimbulkan luka batin cukup lama, tapi akhirnya setelah belajar
proses di atas, dia bisa menelepon papa-nya dan mengatakan, "Papa,
meskipun papa pernah usir saya dan saya terluka, saya mau bilang
saya memaafkan papa hari ini." Bertahun-tahun kemudian, saat ditanya
sahabatnya bagaimana dia mampu melakukannya, dia hanya
berkata, "Saya menerima papa untuk menunjukkan bahwa diri saya lebih
baik dari diri papa!"

Dalam kesempatan ini pula, mari kita belajar perlakukan luka batin
kita dengan ramah. Lihat kembali luka itu, dan jangan ditolak.
Belajarlah menerima kenyataaan dan perlakukan rasa sakit kita
tersebut dengan ikhlas. Itu semua adalah pelajaran penting dalam
hidup kita.

Hingga akhirnya, kita harus belajar mengatakan "Terima kasih luka
batinku. Ini nggak nyaman tapi terima kasih. Kau sudah memberikan
pelajaran penting bagi hidupku!". Pada akhirnya, semua luka batin
yang tersembuhkan dalam hidup kita akan menjadi kebijaksanaan yang
penting.

Itulah sebabnya orang mengatakan, "Wisdom is a healed pain".
Begitulah. Rasa sakit dan luka batin yang telah disembuhkan, akan
menjadi kebijaksanaan baru buat kita! Selamat menjalankan ibadah
puasa dengan hati yang damai.

Sumber: Menyembuhkan Luka Batin oleh Anthony Dio Martin, Managing Director HR Excellency

Mengolah Kebakaran Menjadi Keteduhan

Teriakan "kebakaran, kebakaran" merupakan ekspresi panik tiap
manusia yang rumahnya terbakar.

Hal serupa juga terjadi dalam peradaban manusia. Di mana- mana
terjadi kebakaran. Jangankan pengusaha dan politisi yang dari
asalnya sudah dibakar uang dan kekuasaan, para intelektual, seniman,
bahkan dalam beragama pun banyak manusia terbakar. Jangankan negara
berkembang yang baru mengenal pendidikan dan demokrasi, AS yang
duduk lama sebagai guru dunia mengalami ribuan kasus pelecehan agama
setiap tahun.

Akibatnya, sejarah seperti bergerak dari satu kebakaran ke kebakaran
lain. Bunda Theresa punya pendapat menarik, The problem of the world
is that we draw too narrow line on our concept of family. Tidak saja
dalam konsep keluarga manusia mengalami penyempitan dan kepicikan,
nyaris dalam segala hal terjadi penyempitan dan kepicikan. Dulu,
hubungan sepupu itu dekat. Kini, banyak orang yang bersaudara
kandung pun menjadi jauh. Dulu, begitu mudah membuat keputusan untuk
kepentingan bersama. Kini, yang sederhana pun dibikin rumit.
Akibatnya, terlalu banyak titik api dalam kehidupan manusia.

Api menjadi air

Salah satu perlambang alam yang membawa kesejukan adalah air yang
secara kimiawi dirumuskan, H20. Hidrogen adalah bahan yang mudah
terbakar. 0ksigen adalah yang memungkinkan kebakaran terjadi.
Uniknya, ketika dua bahan sama-sama dekat api ini tepat diramu, ia
menjadi air yang sejuk, teduh, dan lembut.

Ini memberi inspirasi, lingkungan boleh penuh kebakaran, zaman boleh
berputar putaran yang banyak apinya, tetapi bila semua diolah secara
tepat, manusia bisa mengalami hidup penuh keteduhan, kesejukan.
Perhatikan banyak manusia yang tekun berlatih di jalan spiritual
(zikir, kontemplasi, yoga, meditasi, dan lain-lain) sebelum berlatih
banyak yang hidupnya terbakar. Namun, bahan-bahan kehidupan yang
membakar itu diolah dengan latihan spiritual, banyak yang hidupnya
menjadi teduh, sejuk, dan lembut.

Pema Chodron dalam When Things Fall Apart adalah contoh indah.
Setelah 20 tahun lebih sebagai ibu rumah tangga, tiba-tiba hidupnya
terbakar perceraian. Kebakaran ini membawanya berkenalan dengan
meditasi. Di pusat-pusat meditasi umumnya, tangga pertama adalah
etika dan tata susila. Ketekunan latihan yang dibimbing etika
menghantar seseorang mengalami konsentrasi (semadi). Ia yang sering
mengalami konsentrasi, suatu saat dibukakan pintu sejuk
kebijaksanaan. Dalam pengalaman Pema Chodron, tak saja hidupnya
menjadi sejuk dan lembut, bahkan diakui sebagai salah satu
meditation master.

Thich Nhat Hanh dalam retretnya pernah cerita sampah dan bunga.
Manusia yang terbakar punya ciri sama: serakah mau bunga,
mencampakkan sampah. Menerima teman membuang musuh. Teman ibarat
bunga, musuh ibarat sampah. Bunga yang tidak terawat baik besok jadi
sampah. Sampah (asal bisa merawatnya) akan menjadi bunga.

Cara terbaik mengolah sampah kehidupan menjadi bunga indah kehidupan
adalah dengan menerapkan etika dan tata susila. Hentikan kejahatan,
perbanyak kebajikan, murnikan pikiran. Tidak kebetulan jika kemudian
kata sila dalam bahasa Sansekerta berarti kekuatan yang membuat
seseorang menjadi sejuk dan lembut.

Tidak sedikit guru yang menyebut ini sebagai jantung spiritualitas:
bersihkan batin dari segala kekotoran (keserakahan, kemarahan,
kebencian), lalu lihat dan rasakan sendiri bagaimana pintu keteduhan
terbuka.

Memberi itu menyejukkan

Menyusul berita perampokan disertai pembunuhan di Jawa Tengah,
seorang guru di Mendut ditanya muridnya apakah beliau mengenal
korban perampokan. Guru ini menjawab dengan lembut, "Sakit fisik
(sebagaimana dialami korban perampokan) menimbulkan rasa kasihan.
Sakit mental (sebagai sebab seseorang merampok) menimbulkan
kebencian. Rasa kasihan maupun kebencian, keduanya kekotoran batin.
Pancarkan sinar kasih pada keduanya." Inilah ciri manusia yang sudah
bisa mengolah kebakaran menjadi keteduhan: tidak serakah memilih
baik di atas buruk, lalu memancarkan sinar kasih kepada siapa saja.

Dalam pemahaman seperti ini, masalah akan datang, godaan juga
berkunjung, tetapi yang penting adalah bagaimana mengolahnya. Thich
Nhat Hanh mengajarkan, saat hidup penuh bunga (baca: kaya, dipuja),
jangan lupa semua bunga akan jadi sampah. Bila hidup penuh sampah
(baca: cacian, hujatan), ingatlah untuk mengolahnya menjadi bunga.

Di tangan manusia yang cermat, sampah diolah menjadi bunga. Tak
setitik debu pun tidak berguna. Larry Rosenberg memberi judul
karyanya Living in the light of death. Dalam batin jenis ini,
kematian pun menjadi cahaya penerang perjalanan. Perhatikan
kesimpulan Larry Rosenberg: "The awakened mind is the mind that is
intimate with all things". Batin tercerahkan adalah batin yang
bersahabat dengan semua, termasuk dengan kematian.

Seorang wartawati AS yang bertugas ke Israel berjumpa dengan orang
yang berdoa menghadap tembok pada pagi-sore tanpa henti setiap hari.
Saat ditanya sudah berapa lama berdoa seperti ini, ia menjawab lebih
dari 25 tahun. Saat ditanya hasilnya, ia bergumam: "ada yang berdoa
saja dunia seperti ini, tidak terbayang wajah kehidupan bila tidak
ada yang berdoa". Inilah wajah lain batin yang sejuk: berdoa untuk
keselamatan semua.

Sejumlah sahabat bertanya, ada apa di Bali sehingga mudah
menimbulkan kedamaian. Sebagaimana diajarkan tetua di Bali, hidup
adalah persembahan. Untuk itu, mengerti tidak mengerti, berbuah
tidak berbuah, ribuan orang Bali melakukan persembahan setiap hari.
Tidak hanya sesajen sebagai persembahan, bertani, menari, memukul
gamelan, semua adalah persembahan.

Dalam klasifikasi sederhana, persembahan luar (outer offering)
adalah sesajen. Persembahan dalam (inner offering) adalah pikiran,
kata-kata, dan tindakan yang teduh. Persembahan terdalam (innermost
offering) hanya boleh diceritakan di antara para guru. Yang boleh
dibuka hanya batin jadi teduh. Charlotte Joko Beck dalam Nothing
Special menyimpulkan: practice is giving. Memberikan itu
menyejukkan. Itu sebabnya manusia berlatih berbahagia dalam
memberikan.

Sumber: Mengolah Kebakaran Menjadi Keteduhan oleh Gede Prama,
Bekerja di Jakarta, Tinggal di Desa Tajun Bali Utara

Selasa, 29 Juli 2008

Temanmu, penjagalmu

Berteman dengan penjual minyak wangi,bakal kena wanginya. Berteman dengan pandai besi, bakal kena panasnya. Bagaimana jika berteman dengan penjagal? Bakal cepet masuk surga / neraka tuh…hehehe.
Nama Ryan akhir-akhir ini banyak disebut di media massa, yang akhirnya membawa seorang laki-laki kalem itu menjadi tenar. Sebuah ketenaran yang akan mengantarkannya kepada eksekusi hukuman mati, mungkin. Sampai hari ini, sudah 11 orang yang ditemukan tewas karena aksi sadis pria yang dianggap memiliki kelainan seksual ini. Motif sementara yang diungkap pemuda yang juga mengajar ngaji ini adalah cemburu, mungkin ada motif lain tapi kita tidak akan banyak berdiskusi soal itu.
Yang menarik, semua korban merupakan teman dan mengenal Ryan dengan baik. Karena itulah, Ryan hanya menggunakan benda tumpul sebagai alat untuk membuat korbannya tidak sadar dan kemudian dikubur di belakang rumahnya. Suatu saat, Ryan menjadi teman yang baik namun pada akhirnya Ryan menutup kisah hidup teman-temannya dengan cerita yang menggemparkan. Ryan telah menutup impian, harapan, dan cita-cita para korbannya.
Semoga hanya ada satu Ryan yang melakukan pembunuhan sesadis itu. Namun ternyata, ada banyak Ryan disekitar kita. Mereka tidak menghilangkan nyawa tapi telah membunuh impian, cita-cita, harapan dan keinginan kita untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Ryan-Ryan itu ada disekitar kita, yang mungkin sedang menemani anda membaca blog ini. Ya, mereka adalah orang-orang yang kita pilih untuk menjadi teman, sahabat, pasangan hidup, atau bahkan keluarga kita sendiri.
Walau pada kenyataannya menghilangkan nyawa manusia adalah sebuah dosa besar, tapi menghilangkan impian manusia juga bisa mengkerdilkan hidup seseorang dan menjadikannya manusia tak berdaya selama hidupnya, seperti mayat berjalan. Karena yang membedakan antara manusia hidup dan mati adalah hidup itu sendiri.
Hidup memiliki beberapa sifat yang melekat padanya, seperti semangat, impian, harapan, keinginan untuk maju, dan lainnya. Sedangkan orang yang mati tidak memiliki sifat-sifat itu, melainkan hanya sebuah tubuh yang tidak memiliki daya apa-apa. Jadi manusia yang hidup secara lahiriah, tapi dalam tubuhnya tidak memiliki semangat, keinginan, dan sifat-sifat yang dimiliki orang yang hidup, bisa kita anggap dia sedang mati. Ya, sebagai contoh saat kita tidur. Tidur merupakan gladi resik dari sebuah proses kematian. Saat jiwa sedang tidak berada pada tempatnya, dan tubuhpun bereaksi dengan tidak melakukan banyak gerakan. Tidak ada aktifitas signifikan yang dilakukan saat tidur. Tapi kalau tidur dan bermimpi basah, itu sepertinya berbeda deh…hehehe.
Mungkin tidak ada atau sangat jarang sekali ada manusia yang lahiriahnya hidup tapi tidak memiliki sama sekali harapan atau semangat. Harapan dan semangat itu mungkin merupakan bagian dari manusia itu sendiri, namun persentasenya yang berbeda satu dengan yang lain. Ada yang semangatnya menggebu-gebu dalam mencapai harapan, ada yang setengah-setengah dan ada yang tidak bersemangat sama sekali.
Kembali kepada relasi antara teman dengan impian kita. Masih ingat cerita mengenai anak elang yang dipelihara ibu ayam? Karena lingkungannya saat berkembang, maka si anak elang tidak dapat terbang seperti elang lainnya, melainkan sifatnya lebih mirip ayam. Lingkungan menjadikan seseorang sebagaimana lingkungan itu sendiri.
Teman kita, adalah gambaran akan seperti apa hidup kita ke depannya. Sebuah keputusan untuk memilih teman yang baik, adalah berdampak kepada cerahnya masa depan kita. Begitu pula sebaiknya. Namun ada sebuah syarat jika kita ingin mendapatkan sebanyak mungkin teman yang baik, yang akan mendukung mimpi-mimpi positif kita. Syarat tersebut adalah, kita harus menjadi orang baik. Standar jadi orang baik mungkin sulit dibuat tegas ya, namun secara umum orang baik adalah orang yang menjadikan nilai-nilai positif sebagai landasan dalam hidupnya, walau nilai-nilai tersebut belum tentu sepenuhnya diaplikasikan oleh kita. Itu butuh proses, namun berteman dengan sesama orang baik akan mempercepat proses tersebut. So, hati-hati dengan teman-teman kita.

Senin, 28 Juli 2008

Manusia, makhluk paling unik di dunia

Cerita ini berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai konsultan di Masjid Jami’ Bintaro Jaya. Sejak April 2008, saya menjalankan sebuah program pemberdayaan ekonomi bagi pengusaha kecil di wilayah Bintaro dan sekitarnya bersama Masjid Jami’ Bintaro Jaya. Namanya PMM, singkatan dari Pinjaman Mikro Masjid. Bertujuan untuk membantu para pengusaha kecil dari ekses kenaikan harga BBM, persaingan, pengelolaan usaha yang kurang baik dan peningkatan kebutuhan hidup lainnya dengan cara memberikan pinjaman ringan dan pendampingan usaha.

Di 3 bulan pertama, dengan segala kekurangan program ini dianggap berhasil. Penilaiannya berdasarkan NPL (non performing loan) yang hanya 2 %, yang dibuat oleh hanya 1 orang dari 17 orang yang dibina. Nah, kita bilang aja Mr.M ya, biar tidak dianggap mengumbar aib.

Tentu saja, sebagai pelaksana kami ingin program ini sempurna, tanpa ada tunggakan sedikitpun. Namun apa daya, tunggakan Mr.M membuat sedikit noda yang insya Allah bisa terhapus. Mr.M pinjam 1 juta, dan pada Juni lalu ia sudah menunggak Rp.400.000,- dari Rp.700.000 yang harusnya dibayar. Saya sudah mendatangi rumah yang sekaligus merupakan tempat dagangnya, tapi tidak bertemu Mr.M, yang ada Mrs.M. Tanpa ragu, Mrs.M langsung mengeluarkan pernyataan bahwa ia dan Mr.M sedang menunggak. Pernyataan yang seharusnya keluar dari mulut saya. Sudah begitu, kata-katanya tidak diiringi kata maaf dan tanpa kata janji kapan mau dilunasi. Setelah pertemuan itu, saya tidak pernah mendapatkan konfirmasi dan laporan dari Mr.M akan janjinya.

Sesudah itu, kami berupaya dengan cara lain. Karena diketahui bahwa Mr.M selalu pulang malam karena sedang ada proyek di daerah Bintaro, maka sulit buat saya untuk menemui Mr.M di malam hari. Akhirnya saya berinisiatif untuk membuat surat yang akan dikirimkan kepada Mr.M agar dibaca dan direnungkan dalam-dalam. Namun karena harus berkoordinasi dengan pihak Masjid, maka konsep suratnya dibuat oleh Pemutus dalam program ini. Tujuan surat adalah untuk menggugah Mr.M menyelesaikn angsuran, maka dikeluarkanlah hadist-hadist yang berkenaan dengan pinjam meminjam.

Jum’at kemarin, tanggal 25 Juli untuk pertama kalinya sejak penunggakan ini terjadi, saya bertemu Mr.M. ya, langsung dong didatangin, masa ya langsung lah…hehehe. Mimik mukanya Mr.M itu loh, gak enak banget diliat. Saya coba ulurkan tangan untuk berjabatan, namun dilewatkan begitu saja sambil mengucapkan kata-kata yang tidak jelas terdengar. Yang jelas, kelihatannya dia marah dan mulutnya monyong-monyong begitu. Mulut yang aneh…

Saya terus mengikuti Mr.M yang terus pula mengucapkan kata-kata yang tidak jelas. Rupanya dia tidak suka dikirimi surat. Mungkin Mr.M lebih suka bila dikirimi amplop atau bunga. Ya, begitulah. Dalam pertemuan yang singkat itu hanya Mr.M yang banyak bicara mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas bagi seseorang yang mengaku tahu agama. Lucunya, Mr.M bilang bahwa ia sanggup melunasi hutangnya saat itu juga, namun sampai tulisan ini dipublikasikan, belum ada penambahan angsuran darinya.

Mr.M telah merampas skrip (dialog) yang seharusnya saya mainkan. Yang harusnya marahkan saya karena meminjamkan uang tapi belum dibayar sesuai waktu. Ya, saya harusnya bersyukur karena tidak sampai marah. Kalau ikutan marah, tambah jauh deh peluang angsuran itu dibayar.

Perilaku ini menunjukkan keunikan manusia yang bisa seperti hewan, bunglon. Sebelum meminjam, tampang dan perkataannya manis sekali. Tapi kalau sudah dikasih pinjaman, apalagi pas nunggak, weleh..weleh, mukanya itu loh gak nahan. Sebenarnya, kalau dia bilang baik-baik belum bisa bayar, khan enak. Dasar manusia….(keluhan utk diri sendiri juga)

Gambar : Agus Faizin, nasabah PMM yang baik. Bukan Mr.M loh

Minggu, 20 Juli 2008

Within and Without YOU

Manusia tidak pernah bisa hidup sendirian, dan selalu hidup dalam ketergantungan terhadap pihak lain. Oleh Allah SWT, ketergantungan itu sebenarnya telah diciptakan hanya kepada-Nya, dan tidak kepada siapapun selain-Nya. Mulai dari jantung yang berdetak menopang semua sistem kehidupan dalam tubuh manusia, hingga peredaran matahari dan bulan serta seluruh jagad raya yang kesemuanya bergantung hanya kepada Allah SWT.
Sadar atau tidak sadar, semua fasilitas yang telah kita nikmati sampai saat ini dan di masa yang akan datang, adalah fasilitas yang diberikan Allah SWT kepada kita. Fasilitas yang sebenarnya diberikan karena ada maksud baik. Dan semua fasilitas itu diberikan kepada setiap orang, baik yang bersujud kepada-Nya dan juga kepada orang yang mengingkari-Nya, tanpa pamrih. Jika setiap orang sadar akan karunia yang diberikan oleh Allah SWT, maka tidak akan pernah ada alasan untuk tidak menyembah-Nya.
Alhamdulillah, aku sempat diberikan pencerahan oleh-Nya, walau masih sering berbuat durhaka, namun Ia tidak pernah melupakanku. Saat sedang jauh dari-Nya, terasa sekali bahwa hidup ini penuh dengan kesulitan, kesempitan hidup, dan semuanya serba gelap. Setiap masalah yang datang, rasanya sulit sekali untuk diselesaikan. Kalau untuk menghadapi masalah saja aku kesulitan, apalagi untuk mencapai cita-cita, pasti akan lebih sulit lagi. Terkadang untuk bangkit kembali ke jalan yang benar, rasanya berat. Sepertinya ditimpa oleh dua hal ; nafsu buruk dalam diri dan syetan yang ingin kita sengsara.
Allah SWT selalu memberikan kita pencerahan setiap saat, dan kesempatan untuk memperbaiki diri pun dibuka-Nya setiap saat. Semua hal itu hanya dicabut ketika ajal sudah datang. Kasih sayang-Nya ini diberikan setiap saat, setiap waktu dan keadaan.
Bersama kasih sayang-Nya, semuanya berbeda. Mungkin kita semua pernah merasakan saat feeling religius kita sedang tinggi. Sepertinya semua indah dan mengagumkan. Urusan sepertinya lancar, mengalir seperti yang kita kehendaki. Senyuman sepertinya tak henti-henti mengalir karena semuanya begitu indah. Semua masalah terlihat begitu mudah dan sukses yang diinginkan akan lebih mudah tercapai. Dan resiko yang paling enak dari dekat dengan Allah SWT adalah masuk surga-Nya.
Ya Allah, maafkanlah kedurhakaan-ku dan buatlah hamba-hamba-Mu membuka hatinya untuk memaafkanku. Dan jagalah aku agar selalu berharap hanya kepada-Mu, mencintai cinta-Mu, dan ridho atas apa yang Engkau berikan kepadaku. Kehidupan ini akan begitu indah hanya dengan-Mu.

Sabtu, 19 Juli 2008

GOD won’t let u drown

Kisah ini mungkin sudah familiar buat kita. Di sebuah desa yang sedang dilanda banjir besar, terdapat seorang alim. Semua orang sibuk untuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Ada yang naik ke bukit, pohon, dan tempat-tempat tinggi lainnya. Si alim ini memilih untuk naik ke atap rumahnya sampai mendapatkan pertolongan yang ia harapkan datang dari Tuhannya.

Ketika banjir hampir menenggelamkan sebagian besar rumahnya, dan hanya menyisakan atap tempat si alim tersebut, datanglah tim SAR menggunakan perahu karet untuk menolong semua korban yang belum sempat ditolong, termasuk si alim. Ketika diajak untuk naik ke atas perahu karet, maka si alim menjawab “Aku sedang menunggu pertolongan dari Tuhanku”. Tim penolong pun lantas pergi.

Tidak berapa lama kemudian saat banjir sudah setinggi pinggang si alim, datang tim penolong berikutnya yang menggunakan perahu bermesin. Mereka mengajak si alim untuk ikut naik ke perahu, namun jawaban yang keluar yaitu “Aku menunggu pertolongan dari Tuhanku. Aku yakin Tuhan akan menolongku”.

Banjir semakin meninggi. Air sudah menyentuh dada si alim dan pertolongan Tuhan yang diharapkan si alim belum datang juga. Kemudian tidak berapa lama, datanglah tim penolong berikutnya yang menggunakan helicopter. Mereka mengulurkan tali kepada si alim agar naik dan menyelamatkan diri dari banjir yang akan menenggelamkan desa. Sambil berusaha untuk tetap berada di atas permukaan air, si alim berkata kepada tim penolong, “Aku yakin Tuhan akan menolongku, dan aku tidak butuh pertolongan kalian.” Mendengar si alim berkata demikian, maka tim penolong terus mencoba merayu namun si alim tidak juga mau menggapai tali yang diulurkan.

Banjir semakin tinggi, yang akhirnya menenggelamkan si alim yang terus bertahan menunggu pertolongan Tuhan. Singkatnya, di akhirat si alim ditanya oleh malaikat mengenai penyebab kematiannya.
“Saya tewas karena tenggelam saat banjir datang di desa saya”, jawab si alim.
“Apakah ada yang mau menolong kamu?”, Tanya malaikat.
“Ada, sekelompok orang mencoba menolongku sampai 3 kali.”
“Lalu mengapa engkau mengabaikan pertolongan mereka?” Tanya mailaikat lanjutnya.
“Saya menunggu pertolongan dari Tuhan, bukan dari manusia. Karena saya yakin Tuhan akan menolong saya, karena saya juga rajin beribadah”, jawab si alim.
Malaikat menjawab,” Tahukah kamu, Tuhan telah mengutus orang-orang yang datang kepadamu untuk menyelamatkanmu. Begitulah cara-Nya menolong hamba-Nya.”

Tuhan tidak akan membuat kita tenggelam dalam kesulitan hidup, dosa, dan semua peristiwa yang menyesakkan dada kita, demikian juga terhadap kesenangan yang kita anggap sebagai sebuah anugrah. Tuhan terlalu sayang kepada kita. Namun kita terkadang kita sendirilah yang mengabaikan kasih sayang Tuhan dengan bertindak bodoh. Saat masalah datang, ingatlah bahwa Tuhan bersiap untuk menolong kita. Hanya dengan mengangkat tangan, dan memohon pertolongannya, maka yakinlah pertolongan yang diharapkan akan datang melalui cara yang Dia suka.