Rabu, 31 Desember 2008

Dampak turunnya tarif telekomunikasi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Dampak turunnya tarif telekomunikasi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Oleh :Wendy Setiady

Masyarakat hidup dan berkembang bersama komunikasi, yang saat ini semakin mudah untuk dilakukan. Jaman dahulu manusia harus bertemu satu sama lain untuk berkomunikasi, dan menciptakan beberapa media komunikasi yang fungsinya untuk membantu komunikasi jarak jauh seperti bedug dan kentongan. Tentunya diperlukan usaha yang besar untuk bisa saling menyampaikan pesan kepada orang lain.

Penemuan telepon pada tahun 1870-an membuat revolusi dalam dunia komunikasi. Untuk bisa saling berhubungan, manusia tidak perlu datang secara langsung ke tempat penerima pesan. Cukup dengan menggunakan telepon dan percakapan sudah bisa dilakukan. Hal ini membuat efesiensi waktu dan tenaga, sehingga manusia bisa hidup lebih produktif. Namun kemudahan ini bukannya tanpa kendala. Biaya investasi yang masih mahal dan produk yang masih harus mengalami banyak perbaikan membuat tidak seluruh masyarakat bisa merasakan manfaat dari keberadaan telepon pada saat itu.

Di era teknologi seperti sekarang ini, melalui inovasi yang dilakukan telah membawa komunikasi ke zaman yang paling canggih. Teknologi teleconference, 3,5 G, SMS, MMS dan menjadi inovasi yang memberikan banyak kemudahan kepada manusia. Selain itu, biaya yang dibutuhkan lebih murah karena teknologi ini diproduksi massal sehingga biaya investasi bisa ditekan.

Jelas sekali bahwa masyarakat dewasa ini, terutama di Indonesia sangat membutuhkan fasilitas komunikasi yang handal, murah dan dapat memberikan banyak manfaat untuk kehidupan pribadi maupun untuk kepentingan masyarakat luas. Dengannya, pedagang dapat menjual produknya lebih banyak lagi sehingga meningkatkan kapasitas ekonominya yang pada akhirnya membawa kesejahteraan bagi keluarganya. Orang tua dapat mengawasi anaknya yang kuliah di luar kota dengan lebih baik menggunakan fasilitas handphone dan internet. Bahkan pada tahun 2006 di Amerika ada sekitar 45 juta orang amerika bekerja untuk sebuah perusahaan di rumah (telecommuting) dengan mengoptimalkan fasilitas internet dan handphone.

Tentunya kebutuhan akan komunikasi dengan media komunikasi seperti handphone yang sekarang ini sepertinya sudah menjadi kebutuhan primer didasarkan pada kemampuan atau kapasitas ekonomi dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat akan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Seorang pedagang kecil yang menjual rokok dan minuman ringan tentunya hanya membutuhkan sebuah handphone untuk menghubungi agen agar dikirimkan produk yang yang dipesan.

Lain halnya dengan seseorang yang bergelut di bidang e-marketing. Selain membutuhkan handphone, tentu seorang e-marketer juga memerlukan koneksi internet yang bagus dengan harga yang semurah mungkin. Artinya, kebutuhan akan komunikasi meningkat berkaitan dengan profesi yang dilakukan dan kapasitas ekonominya. Pada intinya, masyarakat berharap yang terbaik kepada operator seluler baik dari sisi kualitas dan harga yang ditawarkan.

Menjamurnya operator seluler saat ini membawa kepada sebuah persaingan yang ketat antar sesama operator. Persaingan ketat terjadi pada aspek harga dan kualitas layanan. Masing-masing operator seluler berlomba untuk memberikan harga yang semurah mungkin dengan layanan yang sebaik mungkin sehingga dapat menjaring sebanyak mungkin konsumen setia. Kondisi ini memberikan dampak positif dan negatif terutama kepada masyarakat.

Dampak positif yang didapat oleh masyarakat diantaranya adalah :

1. Dengan turunnya tarif telepon seluler, akan membuat intensitas komunikasi jarak jauh semakin sering dilakukan. Seiring dengan peningkatan intensitas komunikasi, maka kualitas dari sebuah hubungan antar personal juga akan meningkat dengan biaya yang relatif ringan.

2. Penurunan tarif tentunya memungkinkan pengeluaran untuk telekomunikasi menjadi berkurang, sehingga bisa dialokasikan untuk bidang atau kegiatan lain yang tentunya secara tidak langsung akan meningkatkan daya beli terhadap produk telekomunikasi atau produk lainnya.

3. Penurunan tarif secara tidak langsung juga dapat meningkatkan produktifitas masyarakat. Tentunya, seorang pengirim pesan akan berfikir ulang untuk datang ke tempat penerima pesan jika tidak terlalu penting. Cukup dengan melakukan panggilan atau sms melalui telepon seluler, maka pesan yang ingin disampaikan dapat langsung diterima oleh penerima pesan. Dengan demikian, alokasi tenaga dan fikiran serta waktu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif lainnya.

4. Dampak tidak langsung lainnya adalah dapat terciptanya lapangan pekerjaan dan secara mikro membuat perekonomian bangsa menjadi lebih kuat. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan terhadap telepon seluler sebagai sarana komunikasi. Permintaan tersebut akan direspon oleh para pengusaha untuk melakukan penawaran-penawaran produk telekomunikasi sehingga terbuka lapangan usaha sebagai penjual handphone atau counter pulsa dan mekanik penyedia layanan perbaikan handphone.

Namun selain hal positif, ada pula dampak negatif dari penurunan tarif seluler yang diantaranya adalah :

1. Penurunan tarif memicu persaingan tidak sehat yang diperlihatkan dalam iklan di media massa. Iklan-iklan tersebut terkadang menjebak dan pada akhirnya masyarakat yang menjadi korbannya.

2. Konsumen jadi lebih mudah berganti operator seluler karena tergoda akan tarif murah yang ditawarkan oleh operator tersebut.

XL, sebagai operator seluler swasta pertama di Indonesia dan telah beroperasi di Indonesia sejak 8 Oktober 1996 tahun tentunya telah berpengalaman dalam dunia telekomunikasi khususnya di Indonesia. Dengan berbagai produk yang diluncurkan, XL berupaya untuk menjangkau semua kalangan masyarakat dengan memberikan tarif murah baik untuk telepon maupun sms dengan kualitas sinyal yang “nyambung terus”.

Tahun 2009 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi XL dan dunia telekomunikasi di Indonesia. Tarif murah dan sinyal yang “nyambung terus” akan banyak membantu bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi yang sudah mulai merambah bangsa ini. Diharapkan dengan promosi yang jujur dan layanan professional dari para karyawannya, XL akan mampu menjangkau kalangan ekonomi bawah dan tanpa melupakan masyarakat yang telah mapan dengan memberikan kualitas nomor satu dibanding operator seluler lainnya.

Selamat Tahun Baru 2009, semoga XL semakin jaya.