Selasa, 29 Juli 2008

Temanmu, penjagalmu

Berteman dengan penjual minyak wangi,bakal kena wanginya. Berteman dengan pandai besi, bakal kena panasnya. Bagaimana jika berteman dengan penjagal? Bakal cepet masuk surga / neraka tuh…hehehe.
Nama Ryan akhir-akhir ini banyak disebut di media massa, yang akhirnya membawa seorang laki-laki kalem itu menjadi tenar. Sebuah ketenaran yang akan mengantarkannya kepada eksekusi hukuman mati, mungkin. Sampai hari ini, sudah 11 orang yang ditemukan tewas karena aksi sadis pria yang dianggap memiliki kelainan seksual ini. Motif sementara yang diungkap pemuda yang juga mengajar ngaji ini adalah cemburu, mungkin ada motif lain tapi kita tidak akan banyak berdiskusi soal itu.
Yang menarik, semua korban merupakan teman dan mengenal Ryan dengan baik. Karena itulah, Ryan hanya menggunakan benda tumpul sebagai alat untuk membuat korbannya tidak sadar dan kemudian dikubur di belakang rumahnya. Suatu saat, Ryan menjadi teman yang baik namun pada akhirnya Ryan menutup kisah hidup teman-temannya dengan cerita yang menggemparkan. Ryan telah menutup impian, harapan, dan cita-cita para korbannya.
Semoga hanya ada satu Ryan yang melakukan pembunuhan sesadis itu. Namun ternyata, ada banyak Ryan disekitar kita. Mereka tidak menghilangkan nyawa tapi telah membunuh impian, cita-cita, harapan dan keinginan kita untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Ryan-Ryan itu ada disekitar kita, yang mungkin sedang menemani anda membaca blog ini. Ya, mereka adalah orang-orang yang kita pilih untuk menjadi teman, sahabat, pasangan hidup, atau bahkan keluarga kita sendiri.
Walau pada kenyataannya menghilangkan nyawa manusia adalah sebuah dosa besar, tapi menghilangkan impian manusia juga bisa mengkerdilkan hidup seseorang dan menjadikannya manusia tak berdaya selama hidupnya, seperti mayat berjalan. Karena yang membedakan antara manusia hidup dan mati adalah hidup itu sendiri.
Hidup memiliki beberapa sifat yang melekat padanya, seperti semangat, impian, harapan, keinginan untuk maju, dan lainnya. Sedangkan orang yang mati tidak memiliki sifat-sifat itu, melainkan hanya sebuah tubuh yang tidak memiliki daya apa-apa. Jadi manusia yang hidup secara lahiriah, tapi dalam tubuhnya tidak memiliki semangat, keinginan, dan sifat-sifat yang dimiliki orang yang hidup, bisa kita anggap dia sedang mati. Ya, sebagai contoh saat kita tidur. Tidur merupakan gladi resik dari sebuah proses kematian. Saat jiwa sedang tidak berada pada tempatnya, dan tubuhpun bereaksi dengan tidak melakukan banyak gerakan. Tidak ada aktifitas signifikan yang dilakukan saat tidur. Tapi kalau tidur dan bermimpi basah, itu sepertinya berbeda deh…hehehe.
Mungkin tidak ada atau sangat jarang sekali ada manusia yang lahiriahnya hidup tapi tidak memiliki sama sekali harapan atau semangat. Harapan dan semangat itu mungkin merupakan bagian dari manusia itu sendiri, namun persentasenya yang berbeda satu dengan yang lain. Ada yang semangatnya menggebu-gebu dalam mencapai harapan, ada yang setengah-setengah dan ada yang tidak bersemangat sama sekali.
Kembali kepada relasi antara teman dengan impian kita. Masih ingat cerita mengenai anak elang yang dipelihara ibu ayam? Karena lingkungannya saat berkembang, maka si anak elang tidak dapat terbang seperti elang lainnya, melainkan sifatnya lebih mirip ayam. Lingkungan menjadikan seseorang sebagaimana lingkungan itu sendiri.
Teman kita, adalah gambaran akan seperti apa hidup kita ke depannya. Sebuah keputusan untuk memilih teman yang baik, adalah berdampak kepada cerahnya masa depan kita. Begitu pula sebaiknya. Namun ada sebuah syarat jika kita ingin mendapatkan sebanyak mungkin teman yang baik, yang akan mendukung mimpi-mimpi positif kita. Syarat tersebut adalah, kita harus menjadi orang baik. Standar jadi orang baik mungkin sulit dibuat tegas ya, namun secara umum orang baik adalah orang yang menjadikan nilai-nilai positif sebagai landasan dalam hidupnya, walau nilai-nilai tersebut belum tentu sepenuhnya diaplikasikan oleh kita. Itu butuh proses, namun berteman dengan sesama orang baik akan mempercepat proses tersebut. So, hati-hati dengan teman-teman kita.

Tidak ada komentar: