Selasa, 06 Januari 2009

Bundaku, sabar ya...

Tadi malam, aku dapat kabar bahwa bunda sakit lagi. Sakitnya gak jauh-jauh, maag dan tekanan darah rendah. Biasanya kalau bunda sakit, penyebabnya cuma satu..stress.. Bunda orangnya ceria, ramah dan banyak senyum. Tapi kalau sudah stress, jadi gampang sakit. Biasanya, penyebab stressnya tuh gak lain adalah anak-anaknya.

Kami 3 bersaudara, aku anak pertama dan yang kedua sudah bekerja. Tinggal yang bontot baru masuk kuliah di UNJ. Yang nikah baru aku sendiri, insya Allah Juni adekku yang kedua nyusul. Nah, hebatnya bundaku itu...beliau berjuang menyekolahkan kami sendirian. Ya, karena sekitar tahun 1997 bapakku pergi dari rumah dan menceraikan bundaku yang tidak memiliki penghasilan tetap. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi kami saat itu.

Syukur alhamdulillah, orang tua bunda punya banyak peninggalan yang pada akhirnya digunakan untuk membiayai kehidupan kami. Kami semua dikuliahkan di PTN, dan alhamdulillah sampai bisa kebeli rumah yang bunda dan adek-adekku tinggali. Perjuangan yang berat...

Sekarang, saatnya kami sebagai anak untuk membalas semua kebaikan yang sebenarnya takkan pernah tergantikan. Bunda masih punya banyak keinginan, slaah satunya untuk bisa naik haji lagi bersama anaknya, dan aku berharap dan yakin bisa mewujudkan mimpi bunda tersebut. Aku berharap, sebuah senyuman tanda syukur bisa terukir di wajahnya karena bahagia telah membesarkan anak-anak yang hebat dan berbakti. Ya, kami sebagai anak tentunya punya banyak kesalahan kepada bunda, yang mungkin tidak bisa terhapus hanya dengan doa dan harapan, melainkan dengan sebuah kebaikan dan tindakan nyata. Ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk membalas kebaikan bunda kami.

Tidak ada komentar: